Rabu, 16 Oktober 2019

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (HIPERTENSI DAN HIPOTENSI)

| | 0 komentar

Hipertensi

Pengertian Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Hipertensi-Alodokter
Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah.
Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi. Menurut perkumpulan dokter jantung di Amerika Serikat, AHA, pada tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
  • Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
  • Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
  • Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.

Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi

Tekanan darah tinggi seringkali tidak diketahui penyebabnya. Tetapi, ada beberapa kondisi yang dapat memicu tekanan darah tinggi, di antaranya:
  • Kehamilan
  • Kecanduan alkohol
  • Penyalahgunaan NAPZA
  • Gangguan ginjal
  • Gangguan pernapasan saat tidur.
Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, seperti:
  • Lanjut usia
  • Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Jarang berolahraga.

Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi

Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
  • Konsumsi makanan yang sehat.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Berhenti merokok.
Beberapa pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat penurun tekanan darah seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah pencegahan sedini mungkin, terutama bila Anda memiliki faktor risiko hipertensi.

Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh. Jika dibiarkan hipertensi bisa menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
  • Aterosklerosis
  • Kehilangan penglihatan
  • Terbentuk aneurisma
  • Gagal ginjal

Hipotensi

Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.
Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipotensi dapat menjadi gejala dari suatu penyakit yang sedang diderita.
hipotensi - Alodokter

Penyebab Hipotensi

Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. Tidak hanya pada orang dewasa, tekanan darah rendah juga bisa terjadi pada anak-anak.
Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:
  • KehamilanTekanan darah selama masa kehamilan akan menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil.
  • Konsumsi obat-obatan tertentuBeberapa jenis obat dapat menimbulkan efek menurunnya tekanan darah, di antaranya adalah furosemide, atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.
  • Ketidakseimbangan hormon
    Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid, menyebabkan penurunan kadar hormon dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah.
  • DehidrasiKetika kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Kondisi ini dapat memicu penurunan tekanan darah.
  • InfeksiKetika infeksi yang terjadi dalam suatu jaringan mulai memasuki aliran darah (sepsis), tekanan darah dapat
  • Penyakit jantungTerganggunya fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah akan menurun.
  • Kekurangan nutrisiKekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.
  • PerdarahanKehilangan darah dalam jumlah besar akibat cedera dapat menurunkan volume dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh, sehingga tekanan darah menurun drastis.
  • Reaksi alergi parah
    Beberapa pemicu alergi (alergen) dapat menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis) yang berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Selain karena beberapa faktor penyebab di atas, hipotensi dapat terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Jenis hipotensi ini dikenal dengan hipotensi ortostatik atau hipotensi postural.
Hipotensi juga dapat terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian tungkai. Kondisi ini disebut juga neural mediated hypotension (NMH). Sebagian besar penderita hipotensi jenis ini adalah anak-anak.

Gejala Hipotensi

Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, kondisi hipotensi atau darah rendah  berisiko menimbulkan gejala sebagai berikut:
  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Lemas
  • Pandangan buram
  • Konsentrasi berkurang
  • Tubuh terasa tidak stabil
  • Pingsan
  • Sesak napas

Kapan Harus ke Dokter

Periksakanlah diri ke dokter jika Anda mengalami gejala hipotensi. Bila setelah diperiksa tekanan darah Anda di bawah normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari tahu penyebab hipotensi tersebut.
Segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika mengalami gejala syok, seperti jantung berdebar, keringat dingin, hingga sesak napas. Tekanan darah yang sangat rendah hingga menimbulkan syok perlu segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa.

Diagnosis Hipotensi

Hipotensi atau darah rendah dapat diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah. Dokter akan menggunakan alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer untuk mengukur tekanan darah.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka yang cukup rendah disertai adanya gejala tertentu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kemungkinan kondisi atau penyakit tertentu yang menyebabkan hipotensi. Pemeriksaan yang akan dilakukan dokter meliputi:
  • Tes darahPemeriksaan ini dilakukan dokter untuk memeriksa kadar gula dan kadar hormon di dalam darah pasien.
  • Elektrokardiografi (EKG)Elektrokardiografi bertujuan untuk mendeteksi struktur jantung yang tidak normal dan detak jantung yang tidak beraturan.
  • EkokardiogramTes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi kelainan yang terjadi pada jantung.
  • Uji latih jantung (stress test)Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi jantung saat melakukan aktivitas, dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras, misalnya dengan meminta pasien berjalan atau berlari di atas treadmill atau memberikan obat tertentu yang meningkatkan kerja jantung.
  • Manuver valsalvaTes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang, kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi saraf dalam sistem pernapasan.
  • Tilt table testTes ini dilakukan terhadap pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri. Dalam pemeriksaan ini, pasien akan dibaringkan di atas meja yang bisa digerakkan ke posisi tegak dan melintang dengan kecepatan tertentu.

Pengobatan Hipotensi

Jika Anda mengalami hipotensi yang disertai gejala, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah duduk atau berbaring. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan posisi tersebut selama beberapa saat. Jika gejala tidak juga mereda, maka perlu dilakukan penanganan oleh dokter.
Pengobatan hipotensi ditentukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan tekanan darah, meredakan gejala yang muncul, dan mengobati kondisi yang menyebabkan hipotensi.
Penanganan hipotensi yang utama adalah perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti:
  • Memperbanyak konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi, karena garam dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Memperbanyak konsumsi cairan, karena cairan dapat meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tekanan darah.
  • Menggunakan stoking khusus pada tungkai (stoking kompresi) untuk memperlancar aliran darah.
Jika hipotensi disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, dokter akan mengurangi dosisnya, atau mengganti jenis obat bila perlu.
Hipotensi yang disertai gejala syok merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan darurat. Dokter akan memberikan cairan infus, obat, hingga transfusi darah untuk meningkatkan tekanan darah, sehingga mencegah kerusakan fungsi organ.
Setelah menstabilkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebabnya. Misalnya, memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke dalam darah.

Pencegahan Hipotensi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotensi, yaitu:
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein pada malam hari dan membatasi konsumsi alkohol.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri setelah makan.
  • Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur (sekitar 15 cm).
  • Berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring.
  • Menghindari terlalu lama berdiri atau duduk, dan menghindari duduk bersila.
  • Tidak membungkuk atau mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba.
  • Menghindari mengangkat beban berat.

Komplikasi Hipotensi

Pusing dan lemas yang disebabkan hipotensi berisiko menimbulkan cedera pada penderita akibat terjatuh. Sedangkan hipotensi berat hingga menimbulkan syok, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini berdampak pada terganggungnya fungsi berbagai organ, seperti otak dan jantung.
Read more...

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (ANIMEA)

| | 0 komentar

ANEMIA

Anemia adalah salah satu penyakit yang paling umum dan banyak penderitanya di Indonesia. Yuk, kenali lebih jauh penyakit ini.
Menurut data ADB (Asian Development Bank) tahun 2012 dalam growupclinic.com (9/10/2012), anak-anak penderita anemia di Indonesia jumlahnya mencapai 22 juta jiwa. Selain itu, menurut survei yang dilaporkan Herman Genie dari thejakartaglobe.com (17/4/2014), Project Hope Indonesia dan Buana Kusuma Foundation yang keduanya merupakan badan kesehatan NGO, ditemukan sebanyak 39 persen dari total 365 responden yang terdiri dari para wanita bekerja di tiga daerah di Jawa Barat menderita anemia. Sedangkan 22 persen responden terindikasi memiliki risiko terkena anemia.
Anemia memang menjadi penyakit paling banyak mengganggu kesehatan ibu dan anak di negara berkembang. Anemia sendiri berarti kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah (hemoglobin) Sel darah merah berfungsi untuk mengantarkan suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena suplainya berkurang, maka tubuh mudah lelah, letih dan lesu.
Apa penyebab penyakit anemia, gejala penyakit anemia, dan cara mengatasinya? Simak pembahasannya di bawah ini.

Penyebab Penyakit Anemia

Seseorang dikatakan menderita penyakit anemia karena jumlah sel darah merahnya di bawah normal. Kandungan sel darah merah dalam tubuh berbeda pada tiap orang, hal itu tergantung pada usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan merokok, dan status kehamilan. Lalu apa penyebab anemia, berikut faktornya:
  • Kurang asupan nutrisi pembentuk sel darah merah. Sel ini dibentuk oleh zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C.
  • Pendarahan hebat. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan, persalinan atau pecahnya pembuluh darah.
  • Masalah sumsum tulang belakang. Salah satu contohnya anemia aplastik, suatu kondisi yang membuat sumsum tulang belakang tidak bisa memenuhi jumlah normal produksi sel darah merah. Anemia aplastik bisa disebabkan oleh inveksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, antibiotik, obat antikejang atau dalam perawatan kanker.
  • Banyaknya sel darah merah yang hancur. Harusnya umur sel darah merah adalah 120 hari, tapi karena suatu hal, sel darah merah hancur lebih cepat. Kondisi ini disebut anemia hemolitik. Penyebabnya bisa dari thalasemia, defisiensi G6PD (umumnya sel darah normal memiliki bentuk seperti donat. Bentuk sel darah seperti sabit sulit untuk melewati pembuluh darah) dan anemia sel sabit (bentuk sel darah merah biasanya seperti donat. Karena berbentuk sabit jadi sulit untuk melewati pembuluh darah, apalagi pembuluh darah yang menyempit).
  • Kondisi tertentu. Beberapa kondisi tertentu menyebabkan seseorang mengalami anemia, seperti kondisi ibu hamil, gagal ginjal, infeksi parasit, dan leukimia. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan gagal ginjal menyebabkan berkurangnya kompenen pembentuk sel darah merah yakni erythropoietin. Infeksi parasit, seperti adanya cacing tambang dalam tubuh yang menyerap darah. Leukimia (kanker darah) yang dapat menyebabkan mudahnya timbul pendarahan. Selain itu, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan sel darah merah berkurang atau hilang.

Gejala Penyakit Anemia 

Berikut tanda-tanda atau gejala penyakit anemia dalam tubuh :
  • Cepat lelah. Hal ini disebabkan kurangnya asupan oksigen akibat rendahnya jumlah sel darah merah, maka tubuh mudah terasa lelah.
  • Kelopak mata pucat. Salah satu cara mudah mendeteksi kurangnya sel darah merah adalah memperhatikan kelopak mata bagian bawah jika pucat berarti ada kemungkinan menderita anemia.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur. Hal ini disebabkan kurangnya oksigen yang mengalir dalam tubuh.
  • Sesak napas. Mudah terengah-engah saat melakukan aktivitas harian.
  • Mual. Saat bangun tidur, penderita anemia sering merasa mual.
  • Menurunnya kekebalan tubuh. Fungsi organ tubuh menjadi tidak maksimal karena kurangnya oksigen. Alhasil daya tahan tubuh menurun.
  • Rambut rontok, muka pucat, sakit kepala, ujung jari pucat, nyeri di dada, tangan dan kaki dingin, juga termasuk gejala dari anemia.
  • Lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah Anda mengidap penyakit anemia atau tidak.

Cara Mengatasi Penyakit Anemia 

Mencegah penyakit sejak dini dapat menurunkan risiko komplikasi di masa akan datang. Begitu pun dengan anemia, bila dicegah sejak dini akan mudah disembuhkan. Berikut ini sejumlah pencegahan penyakit anemia.
  1. Perbanyak makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat. Zat tersebut banyak terdapat pada daging, kacang, sayuran berwarna hijau, jeruk, pisang, sereal, susu, melon dan buah beri.
  2. Hindari minum kopi, teh, atau susu sehabis makan karena dapat mengganggu proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
  3. Transfusi darah. Tambahan darah sesuai kebutuhan akan cepat mengembalikan jumlah sel darah merah dalam kondisi normal. Namun, setelah normal, pasien hendaknya menjaga agar terus stabil.
  4. Konsumsi suplemen. Pilih suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin lengkap lainnya sebagai penunjang pembentukan sel darah merah. Namun jangan bergantung pada suplemen. Kandungan zat dalam suplemen biasanya lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan kerja ginjal bertambah berat. Maka jika gejala anemia sudah hilang, lakukan pola hidup yang baik agar kesehatan ibu dan anak terjaga dan anemia tidak kambuh lagi.
Jangan anggap enteng anemia, selain bisa mengganggu kesehatan ibu dan anak bila tidak segera ditangani bisa timbul aneka komplikasi seperti kelelahan kronik, gagal jantung, dan bahkan kematian.

Read more...

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (VARISES)

| | 0 komentar

Varises

Pengertian Varises


Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau berjalan. Varises juga dapat muncul di bagian panggul, anus (wasir), vagina, rahim, atau kerongkongan (varises esofagus).
varises-alodokter
Sebagian besar kasus varises di tungkai dialami oleh wanita dibandingkan pria. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises, yaitu pertambahan usia, berat badan berlebih (obesitas), faktor keturunan, dan lingkungan kerja yang menyebabkan seseorang harus berdiri dalam jangka waktu lama.

Penyebab Varises

Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah, sehingga darah yang telah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan darah berbalik arah dan terjadi penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena melebar.

Diagnosis Varises

Diagnosis varises diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, yang meliputi gejala, riwayat penyakit, kebiasaan, lingkungan kerja, dan faktor risiko yang memicu penderita terkena varises. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian tubuh yang mengalami varises. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali dokter mencurigai adanya masalah lain, seperti pada vena dalam (deep vein thrombosis). Beberapa jenis tes penunjang yang mungkin dilakukan adalah USG Doppler dan angiografi.

Pengobatan Varises

Pengobatan varises umumnya disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, ukuran dan posisi varises, serta tingkat keparahan varises. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, dan menghindari terjadinya komplikasi berupa luka atau perdarahan. Metode pengobatan yang umumnya digunakan adalah terapi obat dan memakai stoking khusus yang dinamakan stoking kompresi.
Jika rasa tidak nyaman atau nyeri akibat varises semakin terasa, maka dokter akan merekomendasikan prosedur bedah baik bedah kecil maupun besar, misalnya dengan terapi laser atau mengikat pembuluh vena jika gejala semakin memburuk atau varises telah menyebabkan komplikasi.
Read more...

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (STROKE)

| | 0 komentar

Gejala Stroke Ringan dan Cara Pencegahannya


Gejala stroke ringan disarankan untuk tidak diabaikan meskipun hanya berlangsung beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan, tetapi kondisi ini bisa menjadi peringatan. Karena 1 dari 3 orang yang pernah mengalami stroke ringan, bisa mengalami stroke dan sekitar setengahnya terjadi dalam waktu satu tahun.
Stroke ringan  dalam bahasa medis disebut juga serangan iskemik transien (sesaat) atau Transient Ischaemic Attack (TIA). Kondisi ini memiliki pengertian yang sama dengan stroke, yaitu adanya hambatan aliran darah ke otak. Stroke ringan terjadi karena adanya endapan kolesterol yang mengandung lemak, dikenal dengan istilah plak (aterosklerosi), di dalam arteri yang menghantarkan oksigen dan nutrisi ke otak.
Gejala Stroke Ringan dan Cara Pencegahannya - Alodokter
Risiko seseorang untuk terserang stroke ringan akan lebih tinggi jika:
  • Berusia di atas 55 tahun.
  • Pernah mengalami stroke ringan sebelumnya atau punya riwayat keluarga dengan stroke ringan.
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
Kenali Gejala Stroke Ringan
  • Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, seperti wajah, lengan, atau kaki.
  • Cara berbicara menjadi kacau, cadel, dan tidak jelas.
  • Kebingungan atau kesulitan memahami perkataan orang lain.
  • Pandangan mata kabur, atau bahkan mengalami kebutaan di salah satu atau kedua mata.
  • Kesemutan atau mati rasa mendadak di bagian tubuh tertentu.
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan secara mendadak.
  • Sakit kepala parah tanpa sebab apa pun yang muncul tiba-tiba.
Mencegah Stroke Ringan
1. Menurunkan tekanan darah tinggi
2. Menurunkan berat badan
3. Menjalani olahraga secara rutin
4. Mengobati diabetes
5. Menghentikan kebiasaan merokok
Bedanya dengan stroke, penyumbatan tersebut berlangsung singkat dan biasanya tidak menimbulkan kerusakan permanen. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit stroke.
Orang yang mengalami stroke ringan perlu segera mendapatkan pemeriksaan dan perawatan medis di rumah sakit. Berikut ini adalah gejala-gejala stroke ringan yang perlu dikenali:
Mengingat bahwa stroke ringan berpotensi berkembang menjadi stroke, maka penting untuk mencegahnya. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah stroke ringan yang bisa Anda lakukan mulai sekarang:
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko terbesar yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke ringan. Oleh karena itu, jagalah agar tekanan darah tidak lebih dari 120/80 mmHg.
Caranya adalah dengan banyak makan buah dan sayuran, mengurangi konsumsi garam atau makanan yang asin, dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi. Jangan lupa berolahraga sekitar 30 menit setiap harinya, berhenti merokok, dan perbanyak konsumsi asam lemak omega-3, seperti dari telur dan ikan.
Obesitas bisa meningkatkan peluang seseorang terserang stroke ringan. Jika sudah mengalami berat badan berlebih, disarankan untuk menurunkan berat badan agar risiko terkena penyakit stroke berkurang.
Olahraga mempunyai peranan penting untuk menurunkan berat badan dan menjaga stabilnya tekanan darah. Beberapa jenis olahraga, seperti berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, atau latihan fisik di gym, yang dilakukan setidaknya 4-5 kali seminggu bisa menurunkan risiko stroke ringan dan penyakit jantung.
Penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuhnya dapat mengalami kerusakan dan sumbatan di pembuluh darah. Jika merusak pembuluh darah otak, maka risiko terkena stroke akan menjadi lebih tinggi.
Oleh karena itu, kendalikan kadar gula darah dengan menjaga pola dan porsi makan, rutin olahraga, serta minum obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter.
Merokok dapat meningkatkan risiko stroke karena membuat darah Anda mengental dan meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu penumpukan plak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Itulah sebabnya, berhenti merokok merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terjadinya stroke ringan.
Jika mengalami gejala stroke ringan seperti yang disebutkan di atas, jangan tunda untuk segara ke rumah sakit agar kondisi ini dapat tertangani secepatnya oleh dokter spesialis saraf. Semakin cepat stroke ringan diobati, maka risiko penyakit ini berkembang menjadi stroke pun akan lebih rendah.
Read more...

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (JANTUNG KORONER)

| | 0 komentar

Penyakit Jantung: Ketahui Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Penanganannya

Jantung merupakan organ utama penyokong hidup manusia. Bila jantung terganggu, maka kelangsungan hidup manusia pun juga akan terpengaruh. Untuk itu, serangan jantung ini merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia.
Hampir semua kematian mendadak disebabkan oleh serangan jantung yang tidak disadari penderita. Bahkan gejala yang dialami sebelumnya pun terabaikan.
Ada beberapa jenis penyakit jantung, namun yang paling dominan adalah penyakit jantung koroner. Koroner sendiri merupakan pembuluh darah utama yang mengalirkan darah ke jantung. Pembuluh koroner ini sering mendapatkan gangguan dan bisa mengalami kerusakan.
Gangguan yang paling umum terjadi adalah akibat penumpukan kolerterol pada pembuluh darah, sehingga terjadi proses peradangan yang menyumbat aliran darah, dan fungsi jantung menjadi terganggu.

Ketahui Proses Terjadinya Penyakit Jantung

Serangan Jantung
Waspadai serangan jantung
Jantung berfungsi normal manakala aliran darah menuju dan keluar dari jantung berjalan dengan lancar. Biasanya, hal ini ditandai dengan detak jantung atau nadi yang terlalu cepat dibanding biasanya.
Detak jantung/nadi normal adalah 60-100 denyut per menit. Namun banyak dokter belakangan ini yang menyarankan denyut normal jantung sekitar 50-70 denyut per menit.
Lalu, bagaimana terjadinya penyakit jantung? Karena suatu hal, biasanya akibat terjadi penumpukan kolesterol, maka menimbulkan plak. Hal inilah yang memicu pembuluh darah koroner terganggu dan aliran darah menjadi tidak lancar.
Selain denyut menjadi lebih cepat, tekanan darah juga bisa naik saat kondisi seperti itu. Dan dampak lanjutannya adalah suplai oksigen menuju jantung akan terhambat, sehingga fungsi jantung menjadi tidak optimal.
Penderita gangguan jantung ini biasanya akan merasakan nyeri pada dada dan sesak napas. Jika berlangsung lama dan terlambat mendapatkan penanganan, jantung bisa berhenti total, dan inilah yang disebut serangan jantung koroner yang berisiko menimbulkan kematian mendadak.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Obesitas
Kegemukan juga berisiko kena serangan jantung
Penyakit jantung koroner terjadi jika suplai darah ke jantung melalui pembuluh darah koroner terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam pembuluh darah ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Banyak orang terlambat sadar akan bahaya dan risiko penyakit jantung koroner ini. Sehingga terlambat dalam penanganannya. Beberapa kondisi orang yang berisiko terkena penyakit jantung koroner adalah malas berolahraga, menu makanan tidak sehat seperti banyak lemak, kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi/darah tinggi, obesitas dan lainnya, yang jarang disadari.
Kebiasaan buruk lainnya yang memicu penyakit jantung ini adalah kebiasaan makan makanan yang asin. Sebab, garam memiliki kandungan natrium klorida yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, hingga gagal ginjal.
Bahkan, malas menggosok gigi pun bisa membuat bakteri yang berada di gigi itu berkembang bia dan berisiko masuk ke dalam organ tubuh, yang salah satunya bisa mengganggu fungsi jantung.
Penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), selain menghambat aliran darah ke jantung, juga bisa memicu penggumpalan darah yang membuat jantung tersumbat total dan berhenti berdenyut. Kondisi darurat ini disebut serangan jantung yang berisiko kematian mendadak.

Gejala Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Dada Nyeri
Salah datu tanda serangan jantung adalah nyeri pada dada
Mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan, maka sudah seharusnya setiap orang memahami beberapa gejala yang sering diabaikan penderita berikut ini:
  • Rasa nyeri di dada yang tidak biasa
Tidak semua nyeri di dada adalah gejala penyakit jantung, namun sudah sewajarnya setiap nyeri di dada harus ditangani secara serius. Rasa nyeri akibat serangan jantung ini cukup khas, yakni seolah dada mendapatkan tekanan beban yang berat dan biasanya nyeri menghilang saat istirahat. Jika kondisi sudah berat atau parah, rasa nyeri tersebut biasanya tidak akan berkurang atau hilang meski sudah beristirahat.
  • Sering pusing dan mudah lelah
Pusing bisa jadi adalah efek dari fungsi jantung yang tidak normal. Biasanya pusing akibat jantung ini biasanya terasa berbeda dibanding rasa pusing pada umumnya. Sebab seringkali diikuti dengan perasaan mudah lelah akibat sirkulasi darah terganggu.

Jenis Penyakit Jantung Koroner

Angina Serangan Jantung
Istilah angin duduk cukup dikenal masyarakat Indonesia
Sesuai dengan tingkat risiko dan penyebabnya, penyakit jantung koroner terbagi beberapa jenis, yakni:
  • Angina, atau lebih dikenal dengan angin duduk
  • Ini terjadi akibat suplai darah terhambat atau terlalu lemah sehingga kinerja jantung menurun
    • Serangan jantung akibat berhenti berdetak
    Ini biasanya diawali atau timbul komplikasi oleh beberapa penyebab, seperti gagal jantung dan syok kardiogenik karena otot jantung rusak permanen, lalu aritmia akibat detak jantung tidak normal (terlalu cepat bredetak) dan berisiko berhenti, serta jantung ruptur/retak akibat otot, dinding, atau katup jantung sudah retak.

    Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

    Diagnosis Penyakit Jantung
    Untuk memastikan penyakit jantung bisa dilihat dari hasil diagnosis dokter
    Guna memastikan apakah gejala di atas merupakan serangan jantung atau bukan, dokter akan melakukan diagnosa sebagai berikut:
    • Cek keluhan/gejala dan riwayat kesehatan keluarga
    • Dilakukan tes darah
    • Tes X-Ray
    • Tes Elektrokardiogram (EKG)
    • Tes angiografi koroner
    • Tes CT Scan
    • MRI Scan

    Penanganan Penyakit Jantung Koroner

    Obat Sakit Jantung
    Rutinlah mengonsumsi obat yang diresepkan dokter
    Apabila sudah terlanjut terserang penyakit jantung, maka beberapa tindakan medis berikut ini biasanya akan dilakukan oleh dokter, tergantung dari kondisi pasien, yaitu:
    • Rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter spesialis jantung pada tahap awal sakit
    • Penanganan Stent, yakni melalui operasi jika kondisi pembuluh darah jantung tersumbat dan tidak diobati dengan obat oral
    • Pengobatan jangka panjang rutin dan tidak boleh berhenti hingga kondisi jantung membaik
    • Operasi By Pass Jantung (cangkok jantung) jika kondisi darurat, dimana jantung sudah tidak lagi berfungsi optimal dan perlu diganti dengan jantung baru yang sehat
    • Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

      Olahraga
      Hindari penyakit jantung dengan rutin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat
      Hampir semua kasus penyakit jantung berawal dari minimnya kesadaran dan pengetahuan akan gaya hidup sehat penderita. Oleh karena itu, penting melakukan gaya hidup sehat sebagai berikut:
      • Tidak merokok dan minum minuman keras/beralkohol
      • Jalani pola makan sehat dengan konsumsi buah-buahan serta sayuran, dan kurangi makanan berlemak
      • Mengontrol kadar gula dan tekanan darah dalam batas normal
      • Olahraga teratur
Read more...

IPA BAB 6 : STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PEREDARAN DARAH (JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH)

| | 0 komentar


Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri dari pembuluh koroner, arteri, vena dan kapiler. Masing-masing memiliki ciri khas dan tugas yang berbeda.

ArteriArteri adalah pembuluh darah yang berada di tubuh makhluk hidup yang akan membawa darah seperti oksigen dari jantung yang akan disebar ke seluruh tubuh manusia yang membutuhkan, jaringan dan juga sel-sel yang berada di dalam tubuh manusia. Sehingga di dalam gambar anatomi arteri bisa dilihat dan di perhatikan bahwa dengan warna merah. Dinding arteri yang memiliki ukuran lebih tebal dari pada dinding vena yang terdiri dari tiga lapisan. Ketiga lapisan tersebut berturut-turut adalah lapisan paling dalam yang bernama endothelium, lapisan bagian tengah yang merupakan otot polos dan berserat elastis, dan lapisan luar yang merupakan jaringan ikat dan juga memiliki serat yang elastis. (Baca juga: Kelainan morfologi eritrosit dan leukosit)
Pembuluh aorta adalah pembuluh arteri yang paling besar dan berdinding paling tebal. Arteri paling kecil adalah arteriol yang berhubungan langsung dengan pembuluh kapiler. Darah kaya oksigen dari bilik kiri jantung akan keluar melalui aorta dan masuk ke arteri. Darah akan beredar menuju tubuh bagian atas dan setelah itu menuju tubuh bagian bawah.

KapilerKapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil berdiameter 5 sampai 10 µm. Dalam pembuluh kapiler terjadi pertukaran oksigen, air, nutrisi dengan karbondioksida dan limbah sel-sel sekitarnya. Kapiler hanya memiliki dua lapisan, yaitu membran basal dan lapisan endothelium. Darah yang mengandung karbondioksida akan dibawa dari kapiler menuju vena. (Baca juga : Bahaya hemofilia)

VenaVena yang disebut juga pembuluh balik merupakan pembuluh darah yang membawa darah miskin oksigen dari sel dan jaringan menuju ke jantung. Pengecualian untuk vena umbikalis, pembuluh ini membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung. Sehingga bisa di lihat pada gambar anatomi yaitu pembuluh darah vena telah digambarkan dengan simbol berwarna biru. Vena yang utama terdiri dari vena cava dan inferior yang akan membawa darah dari tubuh pada bagian bawah jantung dan vena cava superior yang akan membawa darah dari tubuh bagian atas jantung. Kedua vena masuk ke serambi kanan jantung. Pembuluh vena paling kecil adalah venula yang membawa darah dari kapiler, yang selanjutnya bergabung menuju vena.

Pembuluh KoronerPembuluh koroner merupakan pembuluh darah yang memberikan pasokan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi untuk jantung. Peredaran darah pada jantung masuk dalam sistem sirkulasi koroner, yang mengawali peredarannya dari aorta, lau masuk ke arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Apabila oksigen dan nutrisi disuplai ke jantung, maka darah yang berada di dalam tubuh manusia yang mengandung karbondioksida akan dibawa ke dalam jantung melaui vena koroner. Oksigen dan nutrisi yang di gunakan untuk jantung maka akan dipasok sendiri dengan melalui pembuluh koroner.

Vena Portal HepaticaVena Portal Hepatica merupakan vena khusus yang yang tidak membawa darah ke jantung, melainkan membawa darah yang mengandung sari-sari makanan menuju ke hati. Vena portal hepatica yang juga disebut vena porta merupakan kumpulan kapiler di sekitar usus yang menyerap sari-sari makanan dari dalam usus. Dalam hati, sari-sari makanan akan diproses.Sumber : https://ipageek.blogspot.com/2018/09/struktur-dan-fungsi-sistem-peredaran.html
Read more...

IPA BAB 6 : STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PEREDARAN DARAH (DARAH)

| | 0 komentar


Darah

Darah merupakan sebuah jaringan. Fungsi darah pada manusia adalah sebagai pengangkut oksigen, nutrisi dan hormon ke seluruh sel dan jaringan tubuh dan sisa-sisa metabolisme untuk dibuang oleh sistem ekskresi. Darah mengandung hemoglobin, yang menjadi penyebab darah berwarna merah. Darah terdiri dari sel darah dan plasma darah.

Jenis-jenis sel darah antara lain adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Fungsi sel darah putih dan sel darah merah sangat penting. Sel darah merah banyak mengandung hemoglobin. Fungsi sel darah merah adalah untuk membawa sari makanan dan oksigen. Orang yang kekurangan sel darah merah akan mengalami anemia.

Sel darah putih berfungsi sebagai antibodi dan trombosit sebagai pembeku darah saat tubuh terluka. Fungsi darah putihbertugas menghancurkan benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal bakteri dan virus.

Plasma darah yang oleh sebagian orang juga disebut serum darah merupakan cairan pada darah yang komposisinya mencapai 91,5 %. Plasma darah mengandung immunoglobin (untuk menjaga daya tahan tubuh), bahan pembeku darah, albumin, hormon, protein dan garam. (Baca juga: Perbedaan plasma dan serum darah)

Sumber : https://ipageek.blogspot.com/2018/09/struktur-dan-fungsi-sistem-peredaran.html
Read more...

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

IPA BAB 6 : GANGGUAN ATAU KELAINAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH DAN UPAYA UNUTK MENCEGAH SERTA MENANGGULANGINYA (HIPERTENSI DAN HIPOTENSI)

Hipertensi Pengertian Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80...

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©